Alergi Udara Dingin

Waktu saya bangun tadi pagi, mendadak tenggorokan saya gatel2, abis itu jadi batuk2 deh. Pagi ini emang dingin banget, n biasanya kalo dingin emang jadinya batuk2 gini. Ini kenapa yah?? Tn. E=== Dari data2 yang disampaikan Tn E sepertinya Tn E menderita alergi udara dingin atau bahasa kerennya Allergic Rhinitis. Alergi udara dingin sebenarnya adalah peradangan yang timbul pada saluran hidung(mukosa) yang disebabkan oleh adanya bahan2 yang mengakibatkan alergi (alergen) dalam hal ini alergennya adalah udara dingin. Dalam translasinya ke bahasa Indonesia saya menggunakan istilah Alergi UDARA dingin supaya tidak terjadi kerancuan dengan alergi dingin yang mengakibatkan gatal-gatal pada kulit ( Cold Urticaria).

Alergi Udara Dingin sering kali “dituduh” sebagai flu. “Penuduhan” yang salah ini dapat mengakibatkan kita meminum obat yang tidak tepat. Walaupun bahaya yang ditimbulkan oleh kekeliruan minum obat ini bisa dibilang cukup minor, akan tetapi jika ini berulang terus menerus tentu akan dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh juga, dalam hal ini terutama memperberat kerja hepar.

FLU VS ALERGI

Sebenarnya cukup gampang membedakan flu dan alergi dingin. Poin-poin perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Demam (-)

Penderita alergi udara dingin biasanya tidak menunjukkan gejala demam, while penderita flu biasanya menunjukkan gejala demam

2. Tenggorokan Gatal (+)

Penderita alergi cenderung merasa <strong> gatal </strong>, sedang penderita flu biasanya diikuti sakit tenggorokan

3. Pembengkakan di sekitar leher (-)

Pembengkakan kecil diakibatkan oleh membengkaknya limfo nodi, biasanya dialami oleh penderita flu.

4. Lemas (-)

Penderita flu cenderung lebih terlihat lemas dibanding penderita alergi

5. Mata merah dan berair (+)

Reaksi alergi juga dapat disertai mata merah dan berair krn alergi yg juga terjadi di area mata.

6. Bersin (++)

Penderita alergi biasanya bersin dalam waktu yg sering, dan diikuti rasa gatal2 dihidung

7. Batuk (++)

Penderita alergi batuk lebih banyak dr penderita flu.

7.Waktu (lama)

Flu biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah bbrp minggu, sedangkan alergi terjadi terus menerus sepanjang penderita terpapar alergen (udara dingin)

8. Riwayat keluarga (+)

Penderita alergi biasanya juga memiliki keluarga yang menderita alergi sama.

Pengobatan Alergi

Pengobatan alergi meliputi 3 hal :

1. Pencegahan Alergi

Tentu saja dengan cara menghindari terpapar dengan alergen.

Cara ini adalah cara paling mudah dan praktis.Untuk penderita alergi dingin : Ketika udara dingin gunakanlah baju yang tebal dan usahakan untuk berkumur2 dg air hangat untuk menghilangkan gatal2 ada tenggorokan

2. Penggunaan obat2an

Penggunaan obat2an hanya dapat mengurangi gejala saja. Obat2 ini tidak dapat mengobati alergi sampai tuntas. Obat yang digunakan adalah obat2an anti-histamine. Dalam hal ini dapat digunakan spray antihistamine intra-nasal yang dihirup dan tetes mata antihistamine.

3. Immunotherapy

Meliputi proses desensitisasi terhadap alergen, proses ini memakan waktu lama, bahkan kadang bisa mencapai waktu 3-5 tahun. Untuk melakukannya harus dilakukan di tempat2 pelayanan kesehatan yang sudah berpengalaman, karena metode ini memiliki efek samping yang cukup besar. Tingkat kesuksesan immunotherapy bervariasi terhadap alergen nya, dalam bbrp kasus bisa mencapai 80 %- 90 %

Kesimpulan :Bagi anda yang menderita alergi dingin, langkah terbaik dan mudah adalah menjauhkan diri dari alergen. Jika udara menjadi dingin, usahakan menggunakan pakaian tebal dan berkumur-kumur menggunakan air hangat. Jika reaksi alergi menjadi sangat berlebihan dan sangat menganggu, segeralah konsultasikan ke dokter.ps: bagi yang tertarik pada patofisiologi alergi dingin, berikut adalah patofisiologi nya

Pathophysiology: Because the nose is the most common port of entry for allergens, in patients with allergies, signs and symptoms of allergic rhinitis, not surprisingly, are the most common complaints.

Four types of hypersensitivity responses exist, as initially classified by Gell and Coombs and later modified by Shearer and Huston. Individuals with allergic rhinitis are thought to have type I reactions.

After initial exposure to an antigen, antigen-processing cells (macrophages) present the processed peptides to T helper cells. Upon subsequent exposure to the same antigen, these cells are stimulated to differentiate into either more T helper cells or B cells. The B cells may further differentiate into plasma cells and produce immunoglobulin E (IgE) specific to that antigen. Allergen-specific IgE molecules then bind to the surface of mast cells, sensitizing them.

Further exposures result in the bridging of 2 adjacent IgE molecules, leading to the release of preformed mediators from mast cell granules. These mediators (ie, histamine, leukotrienes, kinins) cause early-phase symptoms such as sneezing, rhinorrhea, and congestion. Late-phase reactions begin 2-4 hours later and are caused by newly arrived inflammatory cells. Mediators released by these cells prolong the earlier reactions and lead to chronic inflammation. (Nguyen,2007)